LAPAN: Stasiun Luar Angkasa China Jatuh ke Bumi Besok

Badan Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) terus memantau perkembangan jatuhnya stasiun pesawat ruang angkasa Tiangong-1 yang akan menabrak Bumi dalam waktu dekat.

Pemantauan ini tidak dapat dipisahkan dari perkiraan bahwa pesawat ruang angkasa akan jatuh di daerah antara 43 derajat lintang utara hingga 43 derajat lintang selatan, termasuk wilayah Indonesia masuk di dalamnya.

Dari data itulah membuat LAPAN terus memantau secara intensif pergerakan jatuhnya Tiangong-1 sejak sepekan terakhir. LAPAN menggunakan sistem pemantauan objek yang jatuh dari luar angkasa, Track-It.

"Dengan data terbaru prediksi waktu jatuh dari Tiangong-1 adalah pada 2 April 2018 pada pukul 07:15 +/- 6 jam," seperti dikutip dari Pusat Ilmu Orbit LAPAN, Minggu (1/4 / April).

Waktu musim gugur ini telah dipersempit. Dari 1-3 April, kemudian jatuh sekitar 1-2 April, dan sekarang diperkirakan Tiangong-1 menghantam Bumi besok, 2 April 2018.

LAPAN mengatakan penurunan ketinggian pesawat ruang angkasa terus bervariasi menjelang musim gugur.

Jika sebelumnya melambat hanya tiga kilometer per hari, Tiangong-1 sekali lagi berlari ke sembilan kilometer per hari. Namun, saat ini, LAPAN mengatakan bahwa Tiangong-1 melambat menjadi delapan kilometer sehari.

"Penurunan orbit telah melambat sedikit, dan sekarang sekitar 170 kilometer (turun delapan kilometer / hari)," kata Kepala LAPAN Thomas Djamaluddin melalui pesan singkatnya.

Ramalan jatuh, saat memasuki ketinggian di atas 120 kilometer. Artinya, dibutuhkan 50 kilometer lagi penurunan Tiangong-1 sebelum diketahui di mana dan kapan stasiun luar angkasa itu berlabuh.