PT Pharos Siap Tarik Produknya , Izin Edar Albothyl Dibekukan

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menangguhkan izin pemasaran Albothyl, obat sariawan dengan konsentrat polikresegatif terkonsentrasi. PT Pharos Indonesia yang memproduksi obat tersebut siap untuk menarik diri dari pasar.

Dalam keterangan resminya, Ida Nurtika, Direktur Komunikasi Perusahaan PT Pharos Indonesia mengatakan bahwa Albothyl telah beredar lebih dari 35 tahun di Indonesia.

Merek ini mendapat lisensi dari Jerman yang dibeli oleh perusahaan Jepang Takeda. Albothyl juga digunakan di beberapa negara selain Indonesia.

"Kami menghormati keputusan POM untuk membekukan izin Albothyl sampai ada indikasi kesepakatan perbaikan, kami juga mematuhi keputusan POM untuk menarik produk ini dari pasar," kata Ida, Jumat (16/2/2018).

Ida mengatakan, penarikan Albothyl akan dilakukan dalam waktu cepat dengan terus berkoordinasi dengan BPOM.

Albothyl dan 3 obat lain dengan kandungan polistresulen lainnya dibekukan setelah BPOM menerima 38 laporan efek samping dalam 2 tahun terakhir. Efek samping yang dilaporkan mulai dari sariawan dan berlubang menyebabkan infeksi (noma like lession).

Bagi orang yang sudah terbiasa menggunakan obat ini, disarankan untuk beralih ke obat yang mengandung enzim Enzydamine HCl, 1% povidone iodine, atau kombinasi dequalinium chloride dan vitamin C.