Begini Ganasnya , Medan Menuju Asmat !

Kesulitan moda transportasi untuk mencapai Kabupaten Asmat, Papua membuat siapapun yang akan berkunjung ke Asmat harus mempertimbangkan dua kali. Ditambah dengan cuaca di Papua selalu tak terduga.

Awal menentukan moda transportasi yang akan digunakan untuk sampai di kota Agast harus dihadapkan pada dua pilihan. Mengapa? Karena tidak ada infrastruktur jalan yang menghubungkan Kabupaten Asmat dengan kabupaten lain. Selain itu, anggaran harus diperhatikan dengan cermat.

Saluran udara tersedia hanya tiga kali seminggu yaitu Senin, Kamis dan Sabtu. Itu menggunakan pesawat tipe kecil berang jenis kembar berkapasitas 8-10 orang. Tiket pesawat Rp 1 juta sampai Rp 1,5 juta / orang dengan jarak 30-40 menit.

Menggunakan bidang pilihan yang tepat dengan penghematan waktu berlebih. Apalagi faktor keamanan lebih terjamin. Pesawat akan mendarat di Bandara Ewer dan dilanjutkan dengan speedboat ke Agats.

Pilihan lainnya adalah melalui jalur laut yang harus ditempuh berjam-jam. Pilihan pertama kapal pelni Pelni dan pilihan kedua dengan speedboat perahu berkapasitas 4-6 orang, dengan biaya sewa Rp 10 juta sampai Rp 15 juta. Speedboat bisa disewa langsung ke ibu kota Asmat.

Bagaimana cara rute kapal? Speedboat menembus garis pantai untuk menyeberangi laut Arafura, yang dikenal dengan gelombang ganasnya. Gelombang laut Arafura bisa mencapai ketinggian 3 meter sampai 6 meter. Akibatnya, kehidupan dipertaruhkan.

Bika tenang kondisi laut, maka perjalanan bisa ditempuh 5 jam. Tapi jika cuaca ekstrem, maka perjalanan ke Asmat bisa ditempuh antara 6 jam sampai 7 jam.

Sesampainya di Agats, perjalanan ke desa-desa masih harus ditempuh dengan perjalanan berjam-jam. Selain menggunakan speedboat, bisa juga menggunakan dayung perahu (ketingting) milik nelayan.

Perahu dayung akan menyusuri sugai-sungai. Jika air pasang datang, maka arus air sungai akan kencang. Tapi jika dihadapkan dengan air pasang surut, maka penumpang harus turun dari speedboat untuk berjuang mendorong speedboat karena kandas. Menyeberangi kayu dan semak yang membentang menuju sungai akan menjadi penghalang. Lelah dan lelah itu tak terbayangkan.

Kepala Kantor Mimika SAR, Monce Brury, menyarankan agar mereka yang ingin pergi ke Agast untuk menggunakan kapal besar. Untuk saat ini sedang memasuki musim yang ekstrim. Gelombang dan gelombang tinggi masih terjadi di perairan Arafura dan muara di wilayah pesisir selatan

"Saya sarankan, jika ingin Asmat lebih baik pakai kapal besar, karena ombak dan ombak di perairan pesisir kembali ekstrem," kata Monce saat berbicara dengan AFP, Minggu (4/2/2018).