Penghapusan wacana rumah dinas untuk anggota DPR untuk periode mendatang dan diganti dengan tunjangan terus bergulir. Ada sebagian kecil dari partai politik yang setuju dan tidak ada kesepakatan tentang proposal.
Anggota faksi PDIP Eva Kusuma Sundari adalah anggota dewan yang menyesalkan wacana tersebut. Selama menjabat sebagai anggota DPR, Eva selalu menempati House of Keanggotaan (RJA) DPR di Kalibata.
"Saya pribadi merasa kasih sayang, saya tinggal di RJA sejak awal, saya menikmati dan tinggal di kompleks RJA, itu adalah simbol parlemen, marwah," kata Eva ketika dihubungi, Kamis (26/4).
Karena itu, dia meminta agar fasilitas perumahan milik negara yang disediakan oleh negara dapat dimanfaatkan dengan baik oleh anggota DPR.
"Setiap lembaga negara memiliki kompleks perumahan yang menjadi aset negara, itu sama efektifnya dengan manajemen RJA, sebagai protokol yang benar," katanya.
Sejalan dengan PDIP, faksi NasDem juga menolak usulan penggantian rumah dinas dengan tunjangan. Wakil Ketua Nasdem Johny G Plate mempertanyakan munculnya wacana tersebut. Menurut Johny, bagi anggota DPR yang tidak menempati rumah dinas tidak perlu diberi uang pengganti.
"Jika banyak yang tidak diduduki oleh anggota DPR tidak perlu kantor rumah mengapa harus mencintai uang lagi, jika berpikiran anggota DPR bekerja efektif ya itu saya setuju,
Selain itu, ia menyarankan anggota DPR untuk memanfaatkan fasilitas yang ada di muka tanpa meminta fasilitas lain yang membuat anggaran negara lagi.
"Berinvestasi begitu banyak untuk kantor rumah sehingga semakin banyak yang akan diapain jangan abisin uang." Penggunaan pertama negara-negara yang ada masih membutuhkan uang ini untuk kesejahteraan pembangunan rakyat banyak orang yang memprioritaskan anggaran, "pungkasnya.
0 Response to "NasDem dan PDIP Kompak Tolak Penghapusan Fasilitas Rumah Dinas DPR"
Post a Comment