Ini Jawaban Mitsubishi , Bukan Penuhi Kebutuhan Domestik Malah Ekspor Xpander

Kehadiran sensasional Mitsubishi Xpander menyita banyak perhatian. Di dalam negeri sendiri, sejak diluncurkan pada Agustus kemarin, MPV buatan PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Indonesia (MMKSI) sudah dalam pesan sebanyak 66.000 unit. Bahkan sampai hari ini ada banyak pecinta Mitsubishi Xpander yang bersedia indent hingga 4 bulan untuk memilikinya.

Namun, alih-alih bergegas, memenuhi semua kebutuhan konsumen di Indonesia, Mitsubishi memilih langkah besar untuk bisa mengekspor Xpander ke luar negeri. Mengapa Jadi Mitsubishi?

Mitsubishi juga menjelaskan alasan mengapa Xpander dikirim ke luar negeri untuk memenuhi kebutuhan di sana.

Rupanya ekspor Mitsubishi Xpander telah tertunda selama empat bulan. Karena itu, untuk memenuhi kebutuhan berbagai negara untuk kehadiran Xpander, dilakukan Mitsubishi Motor Krama Yudha Indonesia (MMKSI).

"Banyak pasar ekspor sedang menunggu kedatangan dan kehadiran Xpander karena kami telah menunda cukup lama bahwa kami harus berada di Januari, kami hanya melakukannya sekarang karena permintaan di pasar domestik sangat tinggi, melebihi harapan," kata Osamu. Masuko, Chief Executive Officer PT Mitsubishi Motors Corporation, mengatakan kepada wartawan di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (25/4/2018).

Namun Osamu berjanji, produksi Mitsubishi Xpander akan ditingkatkan untuk memenuhi kebutuhan domestik dan luar negeri.

"Animo sangat luar biasa dan melebihi harapan Xpander ini bahwa pabrik perakitan di Cikarang, Bekasi, Jawa Barat akan ditingkatkan sehingga konsumen tidak perlu menunggu lama Xpander," kata Osamu.

"Di negara itu masih menunggu (pivot), jadi pada bulan Juli kami akan meningkatkan produksi kami menjadi 10.000 unit (awalnya 8.000 unit per bulan)," tambahnya.

Dalam pembagian komposisi total produksi Xpander, Osamu mengaku masih memprioritaskan pengiriman untuk pasar domestik. Nilainya adalah 70:30 untuk pasar domestik.

"Jadi kami mengedepankan yang dalam negeri terlebih dahulu tetapi tidak menutup untuk pasar ekspor, perbandingan produksi akan 70 persen didistribusikan di dalam negeri, sisanya ekspor, saya harap tahun depan tidak akan ada lagi inden," katanya. .