Menyeberangi Selat Sunda pada jarak 39 kilometer tidak akan mudah. Jarak yang begitu jauh pasti memiliki berbagai tantangan.
Komando Kelautan Budi Santoso (33) yang menjadi peserta pertama yang melintasi Selat Sunda menyampaikan tantangan yang dihadapinya. Anggota Batalion Amfibi Amfibi (Yontaifib) 2 mengatakan tantangan terbesar yang dia hadapi berasal dari dalam: kejenuhan.
"Tantangan utamanya adalah tantangan tersendiri, yaitu kejenuhan," kata Budi dalam percakapan, Senin (5/3/2018).
Budi tidak menolak jika merasa lelah seperti tantangan lain. Tapi bisa dieliminasi jika saturasi bisa dilepas.
"Setelah lelah itu timbul rasa jenuh. Jika kita bisa menghilangkan kejenuhan, lelah bisa berangsur juga hilang," katanya.
Sedangkan tantangan dari luar dirinya sendiri, kata Budi, adalah arus laut. Pasalnya, para peserta berenang di laut terbuka. "Termasuk hewan ubur-ubur saat ini juga," katanya.
Tantangan yang dihadapinya dihadapkan dengan mengingat pesan ibunya. Di dalam kepalanya, Budi teringat pesan ibu untuk terus mengingat.
"Dimanapun tempatnya tidak sombong, ingatlah bahwa ada yang punya, itu allah, dan kemanapun kamu pergi selalu ke zikir," kata Budi.
Dalam menghadapi lomba ini, Budi mengaku tidak memiliki rahasia atau latihan khusus. Ia hanya menambahkan porsi latihan dalam bentuk berlari selama 3-4 jam sehari.
Laksamana KSL Ade Supandi berencana menggelar balapan serupa. Ade bahkan berencana mengadakan balapan dengan jarak tempuh lebih lama dari tahun ini.
Budi mengatakan akan berusaha ikut serta sambil tetap sehat dan merasa mampu mengikuti balapan.
"Kalau rencananya akan datang atau tidak melihat situasinya, meski tetap bisa dan tetap kuat," kata pria dari Desa Gunung Tawang, Kecamatan Selomerto, Kabupaten Wonosobo.
0 Response to "Tantangan Kopda Budi Menaklukkan Selat Sunda: Jenuh sampai Ubur-ubur"
Post a Comment