Ini Cerita Orang Tua Korban Pencabulan Oknum Guru SMPN di Jombang

Guru SMPN Jombang dengan inisial  ME diduga mencabuli 25 siswa. Tindakan tercela tersebut diduga dilakukan pelaku berulang kali dengan berbagai modus.

Seperti yang diceritakan oleh YN (36), orang tua dari satu siswa SMP di Jombang yang menjadi korban tindakan AKU. Menurutnya, putrinya merasa tidak melakukan uji coba dari unsur guru bahasa Indonesia sekitar 2 bulan yang lalu.

"Anak saya adalah persami (kamp Sabtu-Minggu) dua bulan lalu," kata YN kepada wartawan di SMPN di Jombang, Senin (2/12/2018).

Tidak hanya memanfaatkan momen persami, lanjut YN, ME diduga juga menggunakan rukyah untuk melancarkan tindakan cabulnya. Bayangkan, saya hanya merukyah mahasiswi. Dikatakan bahwa korban diputar di kelas atau tenda.

"Kalau rukyah adalah korban yang bingung, bukan rukyah, tapi menghipnotis, kata Rukyah untuk menghilangkan apa, tapi kenapa satu-satunya perempuan (laki-laki) pelajar, bukan laki-laki," jelasnya.

Padahal, kata YN, perbuatan cabul juga dicurigai juga ME di toilet sekolah. Salah satu gadis tersebut diajak masuk toilet dengan alasan memastikan korbannya sudah haid atau tidak.

"Saat dimasukkan ke toilet ditanyakan, kamu sedang haid?" Mengapa bapak ini ditanyai seperti ini? Sudah dibuka celananya, anak itu melawan, menolak tangannya, menendangnya lalu lari, "katanya meniru percakapan ME dengan korban.

Sekarang YN menyerahkan kasus ini ke polisi. Dia berharap AK bukan hanya mutasi sanksi, tapi juga dipenjara.

"Jika kita memindahkannya, kita tidak menerimanya, itu harus dimasukkan ke dalam sel, ketakutan untuk memindahkannya akan melakukannya lagi," katanya.

Seorang guru bahasa Indonesia di SMPN di Jombang dengan inisial ME, diduga menculik 25 siswa. Tindakan cabul tersebut diduga dilakukan ME sejak Juli 2017.

Kasus ini terungkap setelah 6 mahasiswi yang menjadi korban, dikeluhkan ke Bimbingan Konseling guru (BK). Polisi saat ini sedang menyelidiki kasus tersebut.