Demo Buruh Pabrik Baja Cilegon Di Warnai Aksi Lempar 'Pesawat Terbang'

Tindakan melempar pesawat kertas ke pabrik tersebut mewarnai demonstrasi ratusan karyawan pabrik baja ringan PT BlueScope Indonesia di Cilegon, Banten. Mereka menuntut agar kebijakan pajak penghasilan yang dikenakan pada karyawan dianggap merugikan.

Pasalnya, beban pajak yang ditanggung perusahaan kini menjadi beban masing-masing karyawan pabrik baja. Kebijakan ini berlaku sejak Februari 2017.

Karena kebijakan tersebut, karyawan merasa bahwa pendapatan mereka dikurangi menjadi kisaran nominal mulai dari ratusan ribu hingga jutaan rupiah. Bila kewajiban pajak perusahaan, pengurangan pendapatan karyawan tidak ada.

"Sudah diimplementasikan sejak Februari 2017 sejak sistem perpajakan bergeser dari satu perusahaan ke karyawan, sosialisasi yang dimulai pada bulan September 2016, Februari 2017 hanya diterapkan, jika kita bertujuan untuk bertanya kepada perusahaan ada rumus baru pendapatan karyawan tidak berkurang," humas Demonstrasi demonstrasi Febriyansah kepada wartawan di sela aksi, Kota Cilegon, Senin (5/2/2018).

Sebelum diberlakukannya kebijakan tersebut, menurut Febri, telah terjadi mediasi antara karyawan dan manajemen perusahaan untuk mentransfer beban pajak tidak ada penurunan pendapatan. Namun, pasca diterapkan, pendapatan mereka berkurang karena kebijakannya.

"Jika kerugian bisa menjadi 3-10 persen dari dasar sallary, tergantung dari masing-masing karyawan, jika dihitung bisa ratusan ribu hingga jutaan," katanya.

Sementara itu, menanggapi tuntutan karyawan, VP Corporate & External Affairs PT BlueScope Indonesia, Rhea Sianipar mengatakan, kebijakan tersebut merupakan remunerasi bagi seluruh karyawan pabrik baja ringan.

Menurutnya, kebijakan tersebut merupakan upaya untuk mengikuti peraturan pemerintah dan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia. Ini mengakui perbedaan perhitungan karena remunerasi.

"Tapi perbedaan perhitungan ini tidak ditegakkan oleh BlueScope tanpa melihat peraturan pemerintah yang berlaku," jelasnya.

Hingga saat ini, perusahaan masih melakukan studi kebijakan yang menuai polemik antar karyawan. Ini juga melibatkan pihak ketiga seperti Dinas Tenaga Kerja untuk menghasilkan solusi win-win.

"Tentu saja, karena proses ini melibatkan pihak ketiga, tentu kita butuh waktu, jadi untuk saat ini belum ada hasil review," katanya.

Dalam aksi, mereka melakukan lemparan pesawat terbang teatrikal dari kertas ke udara. Mainan ditulis tuntutan mereka.