Forum Stovia Ragu Perawat National Hospital Melakukan Pelecehan

Jakarta - Asosiasi Perawat Nasional Indonesia atau PPNI dan Forum Stovia JogLoSemar menilai perawat Rumah Sakit Nasional Rumah Sakit Surabaya, Zunaidi Abdilah, 30 tahun, tidak melakukan pelecehan sebagaimana dugaan pasien dan inisial korban W.

Apa yang Zunaidi lakukan terhadap W dinilai hanya sebagian dari tugasnya, yaitu melepaskan elektroda disposible EKG (Electrocardiograph) yang terpasang di sekitar dada pasien. Prospeknya berjumlah enam potong dan tiga di antaranya menempel di dekat puting susu pasien.

"Pasien yang dalam keadaan sembuh bedah, kesadaran pasien tidak dapat sepenuhnya sadar, jadi ekokardiogram atau EKG yang dilepas di area payudara bisa menyentuh areola mamae," kata Forum Konsultan Hukum Stovia JogLoSemar, Budiman saat dihubungi oleh Tempo. pada hari Minggu 28 Januari 2018.

Budiman mempertanyakan kebenaran tentang video pelecehan yang viral. Menurutnya, hampir tidak mungkin pasien yang berada di bawah pengaruh anestesi sadar merasakan pelepasan sadapan itu. "Jadi jika seseorang setelah dioperasi, pengaruh anestesi dan alat di area dada jelas tidak terasa karena adanya pengaruh anestesi," katanya.

Dalam rilis tertulisnya, PPNI dan the Stovia JogLoSemar Forum mengungkapkan keprihatinannya atas rilis rekaman video tersebut pada tanggal 25 Januari 2018. Video tersebut dinilai telah membawa opini publik dan menyebabkan ketidaknyamanan layanan medis di rumah sakit lain.

Rumah sakit dianggap sebagai tempat rekaman suara dan video yang steril berdasarkan Pasal 48 dan Pasal 51 Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran dan Pasal 40 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi.

PPNI dan Forum JogLoSemar Stovia kemudian meminta polisi untuk memiliki video yang diuji oleh ahli digital forensik. Mereka meminta polisi untuk menegakkan anggapan tidak bersalah terhadap mantan perawat Rumah Sakit Nasional tersebut.