Digelarnya Piala Dunia , Siapa yang Untung dan Rugi ?

Piala Dunia 2018 bukan hanya menyuguhkan pertandingan sepakbola antar negara. Acara ini juga memiliki dampak ekonomi. Jadi, siapa yang untung dan rugi dengan digelarnya turnamen sepak bola paling bergengsi di seluruh jagat raya?

Dikutip dari CNBC.com, Minggu (17/06/2018), setidaknya untuk konstruksi dan persiapan Piala Dunia 2018 menelan biaya US $ 11,8 miliar atau setara dengan Rp 165,2 triliun (kurs Rp 14.000 / US $).

Tentu saja dana tersebut dibebankan ke Rusia sebagai tuan rumah Piala Dunia 2018. Mengingat lebih dari 70% dana berasal dari dana publik.

Untuk hadiah untuk masing-masing negara yang berpartisipasi saja, total pendanaan hingga US $ 400 juta, dengan berbagai koin uang yang diberikan kepada tim yang berpartisipasi mulai dari US $ 8 juta per tim hingga US $ 38 juta atau Rp 532 miliar (pertukaran menilai Rp 14.000) untuk pemenang.

Sebagai tuan rumah, Rusia diuntungkan karena tim sepak bola negara itu secara otomatis memenuhi syarat untuk bergabung dengan acara tersebut. Tetapi harga yang harus dibayar tidak sedikit.

Namun di balik itu, pejabat negara di Rusia mengklaim Piala Dunia akan meningkatkan ekonomi nasional dari US $ 26 miliar menjadi US $ 31 miliar atau dari Rp 364 triliun menjadi Rp 434 triliun.

Bahkan, mantan wakil perdana menteri Rusia Arkady Dvorkovich, mengklaim persiapan Piala Dunia telah menambahkan sekitar US $ 14 miliar kepada PDB negara itu. Itu setara dengan 1 poin persentase, serta sekitar 220.000 pekerjaan.

Namun, tidak ada negara tuan rumah yang benar-benar diuntungkan dari Piala Dunia. FIFA adalah penerima paling banyak dari acara tersebut.

Melalui Piala Dunia FIFA 2014 saja, FIFA mampu menarik pendapatan US $ 4,8 miliar atau Rp 67,2 triliun. Kemudian pendapatan dari penyiaran mencapai US $ 2,43 miliar atau Rp 34 triliun. Belum lagi sponsor dan penjualan tiket, yang masing-masing menghasilkan US $ 1,6 miliar dan US $ 527 juta.

Pada Piala Dunia FIFA 2018, FIFA diharapkan mencapai sekitar US $ 6 miliar atau naik 25% dari 2014. Dengan sebanyak 3,2 miliar orang diharapkan untuk menonton turnamen. Pendapatan siaran diharapkan meningkat menjadi US $ 3 miliar.