Bandar Domino Online

Kepala Polisi: Ada 2.000 mantan teroris Filipina dan Afganistan di RI

Kapolri Jenderal Tito Karnavian adalah tamu undangan khusus dari pendiri Konferensi Komandan Operasi Khusus Timur Tengah (MESOC), Raja Abdullah II. Dalam konferensi MESOC 9, Tito diminta untuk berbagi pengetahuannya tentang cara memerangi terorisme.  Tito membuka data tentang penanganan terorisme dan radikalisme di Indonesia dalam konferensi tersebut. Dia mengatakan ada sebanyak 2.000 orang yang memeluk militan. Dua ribu orang Afganistan dan Filipina Selatan.  "Indonesia adalah satu-satunya negara di dunia yang memberantas teroris melalui proses persidangan, dengan hasil 2002-2018, para pelaku ditangkap 1.441 orang dan 1.035 yang dihukum dan 4 orang dijatuhi hukuman mati," kata Divisi Humas Karo Penmas Brigadir Jenderal Polisi Mohammad Iqbal, mengutip kata-kata Tito.  Hal itu disampaikan Iqbal dalam rilis yang diterima oleh AFP, Senin (7/5/2018). Sementara itu, Konferensi Komandan Operasi Khusus Timur Tengah ke-9 diadakan di Amman, Yordania hari ini.  "Kapolri ditunjuk sebagai pembicara dalam acara yang dihadiri oleh para pemimpin operasi khusus di seluruh dunia," kata Iqbal.  Iqbal mengatakan Tito menyampaikan materi tentang cara menangani terorisme dan radikalisme yang berjudul Strategi Penegakan Hukum dalam Melawan Terorisme di Indonesia. Tito menceritakan kisah pemberantasan teroris di negara itu dengan menggunakan metode pendekatan keras dan penilaian yang baik.  "Kepala Polisi menjelaskan bahwa pendekatan keras adalah untuk mempromosikan penegak hukum yang didukung oleh militer dan intelijen dan pendekatan lunak lainnya," kata Iqbal.  "Sedangkan metode soft approach dengan strategi perbaikan ekonomi, negosiasi politik, counter ideologi, program deradikalisasi dan sosial budaya," imbuh Iqbal.  Tito kemudian menyampaikan bahwa ada dua kelompok teroris yang lahir di Indonesia yaitu Jamaah Islamiyah yang berafiliasi dengan Al Qaedah dan Ansharoh Tauhid yang berafiliasi dengan ISIS.  "Kemampuan yang diperlukan untuk memerangi teror adalah deteksi kuat, penyelidikan ilmiah, kekuatan aksi dan hukum yang kuat," Iqbal mengutip Tito yang mengatakan pada konferensi tersebut.  Iqbal mengatakan kemampuan Tito untuk membasmi teroris terdengar ke Timur Tengah. Penyelenggara konferensi menilai Tito sebagai pemimpin dalam kontraterorisme dan radikalisme.  "Kapolri adalah satu-satunya pembicara yang berasal dari kepolisian dan pembicara lainnya adalah pejabat militer di negara masing-masing," kata Iqbal.

Kapolri Jenderal Tito Karnavian adalah tamu undangan khusus dari pendiri Konferensi Komandan Operasi Khusus Timur Tengah (MESOC), Raja Abdullah II. Dalam konferensi MESOC 9, Tito diminta untuk berbagi pengetahuannya tentang cara memerangi terorisme.

Tito membuka data tentang penanganan terorisme dan radikalisme di Indonesia dalam konferensi tersebut. Dia mengatakan ada sebanyak 2.000 orang yang memeluk militan. Dua ribu orang Afganistan dan Filipina Selatan.

"Indonesia adalah satu-satunya negara di dunia yang memberantas teroris melalui proses persidangan, dengan hasil 2002-2018, para pelaku ditangkap 1.441 orang dan 1.035 yang dihukum dan 4 orang dijatuhi hukuman mati," kata Divisi Humas Karo Penmas Brigadir Jenderal Polisi Mohammad Iqbal, mengutip kata-kata Tito.

Hal itu disampaikan Iqbal dalam rilis yang diterima oleh AFP, Senin (7/5/2018). Sementara itu, Konferensi Komandan Operasi Khusus Timur Tengah ke-9 diadakan di Amman, Yordania hari ini.

"Kapolri ditunjuk sebagai pembicara dalam acara yang dihadiri oleh para pemimpin operasi khusus di seluruh dunia," kata Iqbal.

Iqbal mengatakan Tito menyampaikan materi tentang cara menangani terorisme dan radikalisme yang berjudul Strategi Penegakan Hukum dalam Melawan Terorisme di Indonesia. Tito menceritakan kisah pemberantasan teroris di negara itu dengan menggunakan metode pendekatan keras dan penilaian yang baik.

Hitsqq.link agen poker bandar domino online judi domino poker online terpercaya indonesia

"Kepala Polisi menjelaskan bahwa pendekatan keras adalah untuk mempromosikan penegak hukum yang didukung oleh militer dan intelijen dan pendekatan lunak lainnya," kata Iqbal.

Kapolri Jenderal Tito Karnavian adalah tamu undangan khusus dari pendiri Konferensi Komandan Operasi Khusus Timur Tengah (MESOC), Raja Abdullah II. Dalam konferensi MESOC 9, Tito diminta untuk berbagi pengetahuannya tentang cara memerangi terorisme.

Tito membuka data tentang penanganan terorisme dan radikalisme di Indonesia dalam konferensi tersebut. Dia mengatakan ada sebanyak 2.000 orang yang memeluk militan. Dua ribu orang Afganistan dan Filipina Selatan.

"Indonesia adalah satu-satunya negara di dunia yang memberantas teroris melalui proses persidangan, dengan hasil 2002-2018, para pelaku ditangkap 1.441 orang dan 1.035 yang dihukum dan 4 orang dijatuhi hukuman mati," kata Divisi Humas Karo Penmas Brigadir Jenderal Polisi Mohammad Iqbal, mengutip kata-kata Tito.

Hal itu disampaikan Iqbal dalam rilis yang diterima oleh AFP, Senin (7/5/2018). Sementara itu, Konferensi Komandan Operasi Khusus Timur Tengah ke-9 diadakan di Amman, Yordania hari ini.

"Kapolri ditunjuk sebagai pembicara dalam acara yang dihadiri oleh para pemimpin operasi khusus di seluruh dunia," kata Iqbal.

Iqbal mengatakan Tito menyampaikan materi tentang cara menangani terorisme dan radikalisme yang berjudul Strategi Penegakan Hukum dalam Melawan Terorisme di Indonesia. Tito menceritakan kisah pemberantasan teroris di negara itu dengan menggunakan metode pendekatan keras dan penilaian yang baik.

"Kepala Polisi menjelaskan bahwa pendekatan keras adalah untuk mempromosikan penegak hukum yang didukung oleh militer dan intelijen dan pendekatan lunak lainnya," kata Iqbal.

"Sedangkan metode soft approach dengan strategi perbaikan ekonomi, negosiasi politik, counter ideologi, program deradikalisasi dan sosial budaya," imbuh Iqbal.

Tito kemudian menyampaikan bahwa ada dua kelompok teroris yang lahir di Indonesia yaitu Jamaah Islamiyah yang berafiliasi dengan Al Qaedah dan Ansharoh Tauhid yang berafiliasi dengan ISIS.

"Kemampuan yang diperlukan untuk memerangi teror adalah deteksi kuat, penyelidikan ilmiah, kekuatan aksi dan hukum yang kuat," Iqbal mengutip Tito yang mengatakan pada konferensi tersebut.

Iqbal mengatakan kemampuan Tito untuk membasmi teroris terdengar ke Timur Tengah. Penyelenggara konferensi menilai Tito sebagai pemimpin dalam kontraterorisme dan radikalisme.

"Kapolri adalah satu-satunya pembicara yang berasal dari kepolisian dan pembicara lainnya adalah pejabat militer di negara masing-masing," kata Iqbal.

Kapolri Jenderal Tito Karnavian adalah tamu undangan khusus dari pendiri Konferensi Komandan Operasi Khusus Timur Tengah (MESOC), Raja Abdullah II. Dalam konferensi MESOC 9, Tito diminta untuk berbagi pengetahuannya tentang cara memerangi terorisme.  Tito membuka data tentang penanganan terorisme dan radikalisme di Indonesia dalam konferensi tersebut. Dia mengatakan ada sebanyak 2.000 orang yang memeluk militan. Dua ribu orang Afganistan dan Filipina Selatan.  "Indonesia adalah satu-satunya negara di dunia yang memberantas teroris melalui proses persidangan, dengan hasil 2002-2018, para pelaku ditangkap 1.441 orang dan 1.035 yang dihukum dan 4 orang dijatuhi hukuman mati," kata Divisi Humas Karo Penmas Brigadir Jenderal Polisi Mohammad Iqbal, mengutip kata-kata Tito.  Hal itu disampaikan Iqbal dalam rilis yang diterima oleh AFP, Senin (7/5/2018). Sementara itu, Konferensi Komandan Operasi Khusus Timur Tengah ke-9 diadakan di Amman, Yordania hari ini.  "Kapolri ditunjuk sebagai pembicara dalam acara yang dihadiri oleh para pemimpin operasi khusus di seluruh dunia," kata Iqbal.  Iqbal mengatakan Tito menyampaikan materi tentang cara menangani terorisme dan radikalisme yang berjudul Strategi Penegakan Hukum dalam Melawan Terorisme di Indonesia. Tito menceritakan kisah pemberantasan teroris di negara itu dengan menggunakan metode pendekatan keras dan penilaian yang baik.  "Kepala Polisi menjelaskan bahwa pendekatan keras adalah untuk mempromosikan penegak hukum yang didukung oleh militer dan intelijen dan pendekatan lunak lainnya," kata Iqbal.  "Sedangkan metode soft approach dengan strategi perbaikan ekonomi, negosiasi politik, counter ideologi, program deradikalisasi dan sosial budaya," imbuh Iqbal.  Tito kemudian menyampaikan bahwa ada dua kelompok teroris yang lahir di Indonesia yaitu Jamaah Islamiyah yang berafiliasi dengan Al Qaedah dan Ansharoh Tauhid yang berafiliasi dengan ISIS.  "Kemampuan yang diperlukan untuk memerangi teror adalah deteksi kuat, penyelidikan ilmiah, kekuatan aksi dan hukum yang kuat," Iqbal mengutip Tito yang mengatakan pada konferensi tersebut.  Iqbal mengatakan kemampuan Tito untuk membasmi teroris terdengar ke Timur Tengah. Penyelenggara konferensi menilai Tito sebagai pemimpin dalam kontraterorisme dan radikalisme.  "Kapolri adalah satu-satunya pembicara yang berasal dari kepolisian dan pembicara lainnya adalah pejabat militer di negara masing-masing," kata Iqbal.


"Sedangkan metode soft approach dengan strategi perbaikan ekonomi, negosiasi politik, counter ideologi, program deradikalisasi dan sosial budaya," imbuh Iqbal.

Tito kemudian menyampaikan bahwa ada dua kelompok teroris yang lahir di Indonesia yaitu Jamaah Islamiyah yang berafiliasi dengan Al Qaedah dan Ansharoh Tauhid yang berafiliasi dengan ISIS.

"Kemampuan yang diperlukan untuk memerangi teror adalah deteksi kuat, penyelidikan ilmiah, kekuatan aksi dan hukum yang kuat," Iqbal mengutip Tito yang mengatakan pada konferensi tersebut.

Iqbal mengatakan kemampuan Tito untuk membasmi teroris terdengar ke Timur Tengah. Penyelenggara konferensi menilai Tito sebagai pemimpin dalam kontraterorisme dan radikalisme.

"Kapolri adalah satu-satunya pembicara yang berasal dari kepolisian dan pembicara lainnya adalah pejabat militer di negara masing-masing," kata Iqbal.

http://hitsqq.link/app/Default0.aspx?ref=11122017&lang=id

0 Response to "Kepala Polisi: Ada 2.000 mantan teroris Filipina dan Afganistan di RI"

Post a Comment