Bacok Begal Sampai Tewas , Irfan Bebas dari Serangan Pidana

M Irfan Bahri (19) stroke tak terduga bernama Aric (17) hingga Aric terbunuh. Polisi menilai tindakan Irfan sebagai pertahanan paksa sehingga ia bebas dari jebakan kriminal.

"Itu tidak gratis, karena (Irfan) tidak pernah dicurigai, karena kasusnya tidak dapat dikriminalisasi karena tidak ada tindakan yang melanggar hukum, mereka dipaksa masuk ke dalam kategori pertahanan paksa, sehingga tindakan mereka dapat dibenarkan oleh hukum," dijelaskan Kepala Polisi Metro Bekasi Kota Kombes Indarto kepada wartawan di Markas Besar Polisi Metro Jaya, Jakarta, Kamis (31/5/2018).

Indarto menganggap perlawanan Irfan yang menghasilkan dua alias yang tidak dapat diprediksi, Aric Saifulloh (17) meninggal dan IY (17) melukai bacok, adalah upaya bela diri yang dibenarkan dalam hukum.

"Jadi keruntuhan pertahanan paksa dan pertahanan paksa dibenarkan oleh KUHP pasal 49 ayat 1 dan tidak bisa dihukum." Jadi kami memberi apresiasi kepadanya, "lanjutnya tepuk tangan kembali.

Atas keberaniannya, Irfan dihargai. Indarto memuji keberanian Irfan dan Rofik yang berani menentangnya.

"Ini adalah bentuk apresiasi atas keberaniannya dalam memerangi kejahatan dan kejahatan terhadap ini tidak main-main, perampokan ini. Orang yang memiliki kemampuan untuk melawan kejahatan, maka Insya Allah kejahatan akan berkurang dan polisi akan dibantu," dia menjelaskan.

Namun dia mengimbau kepada orang-orang yang tidak memiliki kemampuan untuk membela diri seharusnya tidak bertempur.

"Ini adalah contoh bagi kita semua, mari kita nyali (melawan buggy) tetapi untuk dicatat jika kita tidak memiliki kemampuan untuk bertarung, musuh terlalu banyak, ia mendapat harta karun yang diikat, karena dengan kekuatan yang tidak seimbang, , itu akan meningkatkan intensitas juga, "katanya.