Jualan Kopi di Jakarta , Buronan Korupsi Dana Desa Riau Ditangkap

Tim Kejati Riau dan Kejari Siak berhasil menangkap DPO dugaan kasus korupsi alokasi dana desa (ADD) sebesar Rp 1,1 miliar. Tersangka berinisial Abdul Hakim (AH) ditangkap saat menjual kopi di Jakarta.

"Tersangka AH adalah DPO dari Kejari Siak dalam kasus dugaan korupsi dana desa," kata Kepala Casi Penkum Kejati Riau, Muspidauan kepada wartawan, Jumat (4/5/2018) malam.

Muspidauan menjelaskan, tersangka AH ditangkap di kawasan Epicentrum Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (3/4) pukul 22.30 WIB. Penangkapan itu juga dibantu oleh tim intelijen Kejagung.

"Ketika tersangka ditangkap, lagi menjual kopi, dia menjual dengan mobil," kata Muspidauan.

Muspidauan mengatakan setelah ditangkap, tersangka AH dipasang satu malam di Kejaksaan Agung. Baru hari ini tersangka dikirim ke Pekanbaru.

Sebelum dibentuk sebagai DPO Kejari Siak, AH telah dipanggil tiga kali dalam kaitannya dengan kasus-kasus korupsi dana desa. Hanya selama tiga panggilan, AH tidak hadir dan tidak memberikan informasi.

"Tapi surat pemanggilan itu diabaikan, dan setelah tiga undangan dipanggil, DPO diterbitkan pada November 2017," kata Muspidauan.

Sebagai informasi, tersangka Abdul Hakim adalah Direktur PT Dimensi Tata Desantara (DTM) terlibat dalam kontrak proyek di desa pada tahun fiskal 2015. Dana desa untuk proyek Sistem Pendanaan Desa (Simkudes).

Saat itu ada 122 desa yang menyelenggarakan paket perangkat lunak Simkudes yang dilakukan perusahaan. Program lain, pelatihan informasi monografi dan profil desa. Setiap desa dianggarkan Rp 17,5 juta.

Dalam perjalanan, hasil audit Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPK) dari program ini menelan biaya negara Rp 1,136 miliar.

Dalam hal ini, telah terjerat Kepala Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (BPMPD) Abdul Razak dengan hukuman 1 tahun sebesar Rp 50 juta atau subsidi 1 bulan.