Bandar Domino Online

Kisah Catur, Satpam Rajin Salat Yang Menjadi Korban Bom Tewas Surabaya

Kisah Catur, Satpam Rajin Salat Yang Menjadi Korban Bom Tewas Surabaya

Catur Giri Sangkowo (47) meninggal dunia setelah dirawat hampir seminggu karena 80 persen luka bakar yang dideritanya. Dia adalah penjaga keamanan pembom mobil bunuh diri, Dita Oepriarto, yang ingin masuk ke Gereja Pantekosta Surabaya Pusat (GPPS), Surabaya.

Catur telah mengabdikan dirinya untuk pekerjaan gereja yang terletak di Jalan Arjuna selama hampir 25 tahun. Sosok itu dikenal sebagai pemuja yang tenang dan rajin.

"Orang biasa, kalau sholat adalah salat, seperti muslim lainnya," kata putra Catur, Marvel Putra Hasinata Casa (20), di rumah duka, Pulosari III M, Hamlet Pakis, Surabaya, Sabtu (19/5/2018). ).

Dalam memori Marvel, ayahnya adalah orang yang pendiam dan bertanggung jawab. Catur anak tunggal melewatkan momen mengobrol sambil makan bersama yang sering dilakukan keluarga mereka.

"Saya sangat rindu, makan bersama, menonton televisi bersama, karena hampir setiap hari ayah saya selalu meluangkan waktu bersama saya dan mama," kenang Marvel.

Marvel bisa menonton CCTV yang merekam tragedi Minggu (13/5) lalu, yang menyebabkan kematian ayahnya. Catur, katanya, sedang mengendarai mobil Dita dengan dua penjaga gereja, tetapi tubuh mereka memantul. Nahas, ledakan bom di mobil menghantamnya.

"Ayah dan dua jukir dilemparkan dari ledakan sebelum ledakan, dan ayah punya waktu untuk meminta bantuan," kata Marvel.

Hitsqq.link agen poker bandar domino online judi domino poker online terpercaya indonesia

Catur kemudian dilarikan ke Rumah Sakit Dr. Soetomo untuk perawatan. Istri dan putranya baru saja mendapat kabar dari gereja beberapa jam setelah kejadian. Sesampainya di gereja, keduanya kebingungan menemukan keberadaan Catur, hingga akhirnya memberi tahu sesama keamanan.

Satu-satunya tulang punggung keluarga akhirnya dihembuskan Jumat lalu (5/18) malam, setelah berjuang selama lima hari. Ini adalah kejutan besar bagi keluarga.

Walikota Surabaya Tri Rismaharini mengunjungi rumah duka dan menyampaikan empati. Dia meminta keluarga Catur untuk bersabar dan tulus.

Setelah kunjungan itu, Risma kemudian meminta agar Dinas Kesehatan mengirim seorang psikolog untuk menemani keluarga. Dia mengatakan, Pemerintah Kota akan menanggung semua biaya pemakaman dan pemakaman. Tidak sampai disitu, Risma juga menawarkan karya Marvel di lingkungan Pemkot Surabaya.

"Anak itu lajang, saya akan membawa putranya bekerja di pemerintah kota," kata Risma.

Catur, menambah deretan korban bom bunuh diri di tiga gereja di Surabaya pada Minggu (13/5). Istri Dita Oepriarto, Puji Kuswati, bersama dengan dua anak, FS dan FR, meledakkan bom di Gereja Kristen Indonesia (GKI), Jalan Diponegoro. Sementara putra Dita yang lain, YF dan FH, melakukan pemboman di Gereja Suci Immaculate of St. Mary, Ngagel. Peristiwa di tiga gereja itu menyebabkan 19 orang tewas dan 43 lainnya terluka.

http://hitsqq.link/app/Default0.aspx?ref=11122017&lang=id

0 Response to "Kisah Catur, Satpam Rajin Salat Yang Menjadi Korban Bom Tewas Surabaya"

Post a Comment